Kamis, Mei 22, 2008

LoGiKA dAn EmOSi

LOGIKA dan EMOSI

Dalam menjalani Hidup kita tidak bisa terlepas dari emosi dan Akal. ketika kita menghadapi masalah atau ketika marah kadang kita mengedepankan rasa emosi dibanding akal sehat yang kita miliki. manakah yang lebih penting diantara keduanya? Kedua-duanya sama pentingnya bagi manusia. Manusia tanpa emosi adalah benda, manusia tanpa Akal adalah hewan. Sekarang yang menjadi masalah adalah seberapa besar kadar komposisi dari emosi dan Logika yang ada dalam diri tiap manusia.

Secara etimologi Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari émouvoir, 'kegembiraan' dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) 'luar' dan Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
Keterampilan yang berhubungan dengan emosi (dikenal dengan istilah soft-skills) dan ketrampilan penggunaal akal disebut (hard-skills) . keberhasilan seseorang amatlah ditentukan oleh kemampuannya menguasai berbagai keterampilan yang berhubungan dengan kecerdasan emosi secara seimbang dengan Akal/logika yang dimilikinya.

Emosi adalah sifat yang kita miliki baik positif maupun negatif. Emosi positif seperti cinta, kasih sayang, rasa, seni, dsb. Emosi negatif seperti marah, arogan, iri hati, benci, dendam, dsb.Logika adalah akal sehat yang memungkinkan manusia lebih dari mahluk hidup lainnya. Logika pun dapat positif maupun negatif. Logika positif bersifat membangun, sedangkan Logika negatif bersifat merusak, baik untuk diri sendiri ataupun kepada orang lain atau lingkungan.
Logika/Akal/ logika, adalah sesuatu berhubungan dengan pengalaman orang. kita menyebutnya 'AKAL'LogikaNAL adalah sifat sesuatu hal tersebut, orang kita yang pernah dilaluinya. Terkadang kalau perasaan/emosi sudah merasakan sesuatu, biasanya Akal tidak bisa berbuat apa-apa untuk menahannya. Walau kita sadar akal yang benar dan perasaan hanya mengada-ada. tapi perasaan selalu punya cara yang entah bagaimana berhasil memperdaya agar Kita mengikutinya dan memiliki harapan-harapan palsu yang TIDAK masuk akal. dan Pada akhirnya menyakiti hati si manusia itu sendiri.

Tapi Logika adalah Kemutlakan bagi manusia, tanpa LOGIKA manusia tidak dapat berkomunikasi. Sebagai manusia, maka komposisi manakah yang paling sesuai dengan diri kita? Emosi > Logika (emosi lebih besar daripada Logika Perlukah kita menuruti emosi secara berlebihan? Sekarang kalau kita selalu mengutamakan emosi daripada logika, apa bedanya dengan hewan? Karena hewan lebih mengutamakan emosi / naluri / insting. Bisakah kita belajar bijaksana kalau emosi > Logika ?, yang jelas kita akan menjadi seseorang yang berjiwa sentimentil.

Dalam keadaan emosi > Logika, maka yang terjadi adalah Emosi yang tak terkendali hanya akan merugikan diri sendiri. Selain menyebabkan energi Anda terkuras habis, Anda akan dicap tidak kuat mental dan tidak dewasa. Makanya, jika Anda digelayuti berbagai masalah,cobalah jangan hanyut dalam emosi, kendalikan diri.

Apakah Emosi = Logika menjadi yang terbaik dalam kehidupan kita? Pada tingkat ini terjadi keseimbangan antara emosi dan Logika. Mungkin kita akan menjadi manusia yang lebih manusiawi. Tetapi disini mungkin pula akan terjadi konflik batin karena kadar emosi dan Logika sama besar, sehingga masing-masing memiliki kepentingan yang sama. dan akan terjadi perang bathin yang besar.

Emosi <>
Inilah tingkat paling ideal bagi kita manusia. Pada tingkat ini kita dapat memegang kendali terhadap masalah yang timbul dari luar diri kita atau lingkungan. Disini kita akan banyak belajar untuk lebih matang, dewasa dan bijaksana. dapat berusaha maju menjadi lebih baik dan lebih baik lagi Semuanya terpulang pada diri sendiri.
Hal yang sangat menguntungkan, jika Anda pandai mengelola dan mengendalikan emosi dan bisa menggunakan logika, Anda akan lebih sehat baik fisik maupun mental. Jadi mari kita padukan Emosi dan Logika kita dalam menjalani Hari & mengambil keputusan Untuk Kehidupan kita yang lebih baik.

Posted by a friend:
-- Best RegardJimmy Antony MS ,ST

1 komentar:

Anonim mengatakan...

terkadang begitu kita membaca kita terkesima, merenung dan berniat untuk melakukan ap ayg telah kita baca...tp lagi2 hanya sekedar membaca:)..memang manusia makluk pelupa..tetapi paling tidak kita telah berniat:)
salam semangat:)