Selasa, Mei 27, 2008

BeLaJAr dAri KeLEdAi


Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan iu menangis dengan memilukan selama berjam-jam,semetara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya. Akhirnya, ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun (ditutup - karena berbahaya), jadi tidak berguna untuk menolong si keledai.

Ia mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur. Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian. Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya.
Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan.
Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu. Sementara tetangga-tetangga si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu,si keledai terus juga menguncangkan badannya dan melangkah naik.
Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri !
  • Kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepadamu, segala macam tanah dan kotoran. Cara untuk keluar dari 'sumur' (kesedihan, masalah,beban pikiran) adalah dengan menguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran, dan hati kita) dan melangkah naik dari 'sumur' dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan.
Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari 'sumur' yang terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah !Guncangkanlah hal negatif yang menimpa dan melangkahlah naik !!!
"Entah ini adalah waktu kita yang terbaik atau waktu kita yang terburuk, inilah satu-satunya waktu yang kita miliki saat ini !"

Senin, Mei 26, 2008

MaEm ManGgA

Ini si Kecil Wawa sama Eyang Uti dan Om Ikko. Lagi maem Mangga, padahal sih Mangganya manis tapi ekspresi mukanya pura pura keaseman....xi..xi...

InTrOpEkSi

Pojok Nakal

Selalu ada ruang pujian bagi diri kita namun kadang tak tersedia ruang untuk segala kesalahan kita

Ada sebuah materi menarik ketika saya menonton talk show Oprah Winfrey di television, pada suatu pagi di saat saya sedang suntuk dengan kelakuan adik bungsu saya yang masih berusia 3 tahun. Dalam talk show tersebut, Oprah menghadiran seorang bintang tamu yaitu Super Nanny, dia adalah pengasuh anak paling laris di Amerika. Konon katanya sudah ratusan kali Nanny berhasil menghadapi tingkah laku anak - anak yang 'nyeleneh' dalam arti hyperactive, kasar, nakal & susah diatur. Nanny hanya mengajarkan satu hal pada anak-anak itu, yaitu: Minta maaf & mengakui kesalahan serta berjanji tidak akan mengulanginya kembali.

Super Nanny tidak menggunakan kekerasan fisik, yang sering kita temui pada masyarakat umumnya, dalam mendidik anak-anak 'nakal' itu. Tapi dia menggunakan method, 'tempat nakal'.

Tempat Nakal bisa berupa carpet nakal, bangku nakal, atau kolong nakal. Di sekitar tempat nakal itu tidak dibangun 'benteng' berupa apapun. Jadi sebenarnya anak-anak itu bisa saja kabur namun mereka tidak bisa pergi karena Nanny mengawasi gerak-gerik mereka. Anak-anak yang bertingkah kelewat batas akan dimasukkan dalam tempat nakal itu. Mereka tidak boleh dipukul, tidak boleh dimaki kasar apalagi dibentak-bentak. Yang Nanny lakukan hanya meletakkan mereka di tempat nakal itu & diam!

Nanny tidak menghiraukan bila anak -anak itu menangis meraung, memukul-mukulnya bahkan berkata kasar padanya. Nanny hanya berkata, "kamu harus diam di sini sampai kamu sadar apa kesalahan kamu." setelah itu Nanny pergi. Dia akan kembali menghampiri anak-anak itu bila mereka berhenti menangis. Dia akan mengeluarkan mereka dari tempat nakal bila sudah meminta maaf pada orang yang telah mereka jahati.

Setelah itu, Nanny akan memeluk mereka, mengelus punggung mereka penuh kasih sayang lalu memuji tindakan mereka yang mau meminta maaf. Setelah situasi sudah sedikit membaik, Nanny mulai memberikan pengertian apa kesalahan yang telah mereka perbuat.

Aku mencoba untuk menerapkannya pada anakku yang memang sudah mulai terlihat bandel. Aku meletakkannya ke pojok nakal yang ada di dalam kamar tamu. Aku melakukan itu karena ia memukul wajah si Mbak (pangilan pembantu) dengan sangat keras ketika tidak dibelikan minuman dingin. Saat aku meletakkan dia di pojok nakal, ia memukulku, aku mencoba diam, meniru sikap Nanny. Putriku berontak, ia berlari keluar kamar & aku menariknya kembali ke pojok nakal. Sampai empat kali seperti itu & putriku capek sendiri.

Dia bilang aku jahat! Dia menangis sedih, sebenarnya hatiku pilu mendengar itu semua. Tapi aku tetap pada pendirianku. Setelah ia diam dari tangis, aku menghampirinya & berspeculation,
"Apa Ade tahu apa kesalahan Ade? Ade tahu kenapa Ade masuk ke pojok nakal?" tanyaku dengan keyakinan kalau anak umur 3 tahun sudah paham apa yang kita katakan.

Dan iapun menggeleng. Perlahan aku menjelaskan kesalahan yang ia perbuat, aku lakukan berulang-ulang sampai aku bilang, "Ade tahu apa salah Ade?"

Ia mengangguk. Aku melanjutkan kalimatku, "kalau begitu, Ade harus minta maaf, ya, sama Mbak."

"Iya... Mba... maafin Ade, ya," ujar putriku masih dengan isak tangis.
Si Mbak sedang ada di ruang tamu. Aku memeluk putriku erat & membimbing dia keluar dari pojok nakal. Aku menggendongnya & membawanya ke hadapan si Mbak.

Saat melihat si Mbak, putriku langsung memeluk si mbak & berpindah tempat gendongan. Ia tidak menangis meraung lagi, hanya air matanya saja masih menitik.
"Ayo Ade, minta maaf lagi di depan si Mbak ," ulangku.
"Mba... mba... Ade minta maaf..." ujarnya yang membuat gemas.
Aku menciumi pipinya. Diam-diam aku salut juga dengan caranya Nanny mendidik anak nakal. Terbukti setelah beberapa kali aku memasukkan putriku ke pojok nakal, putriku jadi lebih mudah diatur & bisa dinasehati dengan baik.

Ia tidak perlu dibentak lagi. Secara tidak langsung sikap ini bisa menimbulkan jiwa lembut pada anak serta mengajarkan anak untuk terus instropeksi diri.

Sejak saat itu aku selalu memberikan ia pilihan ketika ia susah sekali disuruh makan sayur, "mau menjadi anak baik atau anak nakal? Kalau anak baik harus rajin makan sayur. Ade anak baik atau anak nakal?"

Dan iapun selalu menjawab, "Ade anak baik!"

Malam ini kulihat Ia tidur terlelap setelah aku mendongenginya sebuah kisah tentang Kisah Anak Baik (dongeng ang kisahnya sendiri) . Aku ingin ia bangga pada dirinya namun ia juga sadar pada kelemahan & kesalahannya.

Mataku terpejam. Tersersit tanya yang mengiris hati. "Apakah aku sudah seperti putriku ? Yang mampu mengakui kesalahanku sendiri? Yang berdiam diri di pojok nakal untuk instropeksi?

Nampaknya aku juga butuh duduk sendirian di pojok nakal & kita semua sebagai manusia dewasa memang butuh sesekali untuk duduk di pojok nakal. Menemukan kesalahan kita & segeralah meminta maaf. Jadi teringat sebuah syair sebelum aku terlelap malam ini.

Setiap manusia di dunia pasti punya kesalahan hanya yang berjiwa pemberani yang mau mengakui...
Betapa bahagianya punya banyak teman betapa indahnya
Betapa bahagianya bisa saling menyayangi.. ..

Sumber : Cetivasi

Kamis, Mei 22, 2008

LoGiKA dAn EmOSi

LOGIKA dan EMOSI

Dalam menjalani Hidup kita tidak bisa terlepas dari emosi dan Akal. ketika kita menghadapi masalah atau ketika marah kadang kita mengedepankan rasa emosi dibanding akal sehat yang kita miliki. manakah yang lebih penting diantara keduanya? Kedua-duanya sama pentingnya bagi manusia. Manusia tanpa emosi adalah benda, manusia tanpa Akal adalah hewan. Sekarang yang menjadi masalah adalah seberapa besar kadar komposisi dari emosi dan Logika yang ada dalam diri tiap manusia.

Secara etimologi Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari émouvoir, 'kegembiraan' dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) 'luar' dan Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
Keterampilan yang berhubungan dengan emosi (dikenal dengan istilah soft-skills) dan ketrampilan penggunaal akal disebut (hard-skills) . keberhasilan seseorang amatlah ditentukan oleh kemampuannya menguasai berbagai keterampilan yang berhubungan dengan kecerdasan emosi secara seimbang dengan Akal/logika yang dimilikinya.

Emosi adalah sifat yang kita miliki baik positif maupun negatif. Emosi positif seperti cinta, kasih sayang, rasa, seni, dsb. Emosi negatif seperti marah, arogan, iri hati, benci, dendam, dsb.Logika adalah akal sehat yang memungkinkan manusia lebih dari mahluk hidup lainnya. Logika pun dapat positif maupun negatif. Logika positif bersifat membangun, sedangkan Logika negatif bersifat merusak, baik untuk diri sendiri ataupun kepada orang lain atau lingkungan.
Logika/Akal/ logika, adalah sesuatu berhubungan dengan pengalaman orang. kita menyebutnya 'AKAL'LogikaNAL adalah sifat sesuatu hal tersebut, orang kita yang pernah dilaluinya. Terkadang kalau perasaan/emosi sudah merasakan sesuatu, biasanya Akal tidak bisa berbuat apa-apa untuk menahannya. Walau kita sadar akal yang benar dan perasaan hanya mengada-ada. tapi perasaan selalu punya cara yang entah bagaimana berhasil memperdaya agar Kita mengikutinya dan memiliki harapan-harapan palsu yang TIDAK masuk akal. dan Pada akhirnya menyakiti hati si manusia itu sendiri.

Tapi Logika adalah Kemutlakan bagi manusia, tanpa LOGIKA manusia tidak dapat berkomunikasi. Sebagai manusia, maka komposisi manakah yang paling sesuai dengan diri kita? Emosi > Logika (emosi lebih besar daripada Logika Perlukah kita menuruti emosi secara berlebihan? Sekarang kalau kita selalu mengutamakan emosi daripada logika, apa bedanya dengan hewan? Karena hewan lebih mengutamakan emosi / naluri / insting. Bisakah kita belajar bijaksana kalau emosi > Logika ?, yang jelas kita akan menjadi seseorang yang berjiwa sentimentil.

Dalam keadaan emosi > Logika, maka yang terjadi adalah Emosi yang tak terkendali hanya akan merugikan diri sendiri. Selain menyebabkan energi Anda terkuras habis, Anda akan dicap tidak kuat mental dan tidak dewasa. Makanya, jika Anda digelayuti berbagai masalah,cobalah jangan hanyut dalam emosi, kendalikan diri.

Apakah Emosi = Logika menjadi yang terbaik dalam kehidupan kita? Pada tingkat ini terjadi keseimbangan antara emosi dan Logika. Mungkin kita akan menjadi manusia yang lebih manusiawi. Tetapi disini mungkin pula akan terjadi konflik batin karena kadar emosi dan Logika sama besar, sehingga masing-masing memiliki kepentingan yang sama. dan akan terjadi perang bathin yang besar.

Emosi <>
Inilah tingkat paling ideal bagi kita manusia. Pada tingkat ini kita dapat memegang kendali terhadap masalah yang timbul dari luar diri kita atau lingkungan. Disini kita akan banyak belajar untuk lebih matang, dewasa dan bijaksana. dapat berusaha maju menjadi lebih baik dan lebih baik lagi Semuanya terpulang pada diri sendiri.
Hal yang sangat menguntungkan, jika Anda pandai mengelola dan mengendalikan emosi dan bisa menggunakan logika, Anda akan lebih sehat baik fisik maupun mental. Jadi mari kita padukan Emosi dan Logika kita dalam menjalani Hari & mengambil keputusan Untuk Kehidupan kita yang lebih baik.

Posted by a friend:
-- Best RegardJimmy Antony MS ,ST

Kamis, Mei 15, 2008

KaU tAk aKan TaHu...


Alkisah di suatu negeri burung, tinggallah bermacam-macam keluarga burung.

Mulai dari yang kecil hingga yang besar. Mulai dari yang bersuara lembut hingga yang bersuara menggelegar. Mereka tinggal di suatu pulau nun jauh di balik bukit pegunungan.

Sebenarnya selain jenis burung masih ada hewan lain yang hidup di sana . Namun sesuai namanya negeri burung, yang berkuasa dari kelompok burung.
Semua jenis burung ganas, seperti, burung pemakan bangkai, burung Kondor, burung elang dan rajawali adalah para penjaga yang bertugas melindungi dan menjaga keselamatan penghuni negeri burung.Burung-burung kecil bersuara merdu, bertugas sebagai penghibur. Kicau mereka selalu terdengar sepanjang hari, selaras dengan desau angin dan gesekan daun. Burung-burung berbulu warna warni, pemberi keindahan.Mereka bertugas bekeliling negri melebarkan sayapnya, agar warna-warni bulunya terlihat semua penghuni. Keindahan warnanya menimbulkan kegembiraan.
Dan rasa gembira bisa menular bagai virus, sehingga semua penghuni merasa senang.Pada suatu ketika, seekor induk elang tengah mengerami telur-telurnya.

Setiap pagi elang jantan datang membawa makanan untuk induk elang. Akhirnya, di satu pagi musim dingin telur-telur mulai menetas. Ada 3 anak elang yang nampak kuat berdiri. Dua anak elang hanya mampu mengeluarkan kepalanya dari cangkang telur harus berakhir dalam paruh sang ayah.Dengan tangkas, elang jantan mengoyak cangkang telur lalu mematuk-matuk calon anak yang tak jadi. Perlahan-lahan sang induk memberikan potongan-potongan tubuh anaknya ke dalam paruh mungil anak-anak elang. Kejam...? Ini hanya masalah kepraktisan. Untuk apa terbang dan mencari makan jauh-jauh jika ada daging bangkai di dalam sarang. Sebagai hewan, elang hanya mempunyai naluri dan akal tanpa nurani. Inilah yang membedakan manusia dan hewan.Waktu berjalan terus, hari berganti hari. Anak-anak elang yang berbentuk jelek karena tak berbulu, kini mulai menampakkan keasliannya. Bulu-bulu halus mulai menutupi daging di tubuh masing-masing. Kaki kecil anak-anak elang sudah mampu berdiri tegak. Walau kedua sayapnya belum tumbuh sempurna.Induk elang dan elang jantan, bergantian menjaga sarang. Memastikan tak ada ular yang mengincar anak-anak elang dan memastikan anak-anak elang tak jatuh dari sarang yang berada di ketinggian pohon.Suatu pagi, saat induk elang akan mencari makan dan bergantian dengan elang jantan menjaga sarang. Salah seekor anak elang bertanya: "Kapankah aku bisa terbang seperti ayah dan ibu?"Induk elang dan elang jantan tersenyum, bertukar pandang lalu elang jantan berkata: "Waktunya akan tiba, anakku. Jadi sebelum waktu itu tiba, makanlah yang banyak dan pastikan tubuhmu sehat serta kuat". Usai sang elang jantan berkata, induk elang merentangkan sayapnya lalu mengepakkan kuat-kuat.Hanya dalam hitungan yang cepat, induk elang tampak menjauhi sarang.Terlihat bagai sebilah papan berawarna coklat melayang di awan. Anak-anak elang, masuk di bawah sayap elang jantan. Mencari kehangatan kasih sang jantan.Waktu berjalan terus, musim telah berganti dari musim dingin ke musim semi. Seluruh permukaan pulau mulai menampakan warna-warni dedaunan. Bahkan sinar mentari memberi sentuhan warna yang indah.Anak-anak elang pun sudah semakin besar dan sayapnya mulai ditumbuhi bulu-bulu kasar. Suatu ketika seeor anak elang berdiri di tepi sarang, ketika ada angin kencang, kakinya tak kuat mencengkram tepi sarang sehingga ia meluncur ke bawah. Induk elang langsung merentangkan sayang dan mendekati sang anak seraya berkata: "Rentangkan dan kepakan sayapmu kuat-kuat!"Tapi rasa takut dan panik menguasai si anak elang karenanya ia tak mendengar apa yang dikatakan ibunya. Elang jantan menukik cepat dari jauh dan membiarkan sayapnya terentang tepat sebelum si anak mendarat di tanah.
Sayap elang jantan menjadi alas pendaratan darurat si anak elang.Si anak elang yang masih diliputi rasa panik dan takut tak mampu bergerak. Tubuhnya bergetar hebat. Induk elang, dengan kasih memeluk sang anak. Menyelipkan di bawah sayapnya dan memberikan kehangatan. Sesudah si anak tenang dan tak gemetar, induk elang dan elang jantan membawa si anak kembali ke sarang.Peristiwa itu menimbulkan rasa trauma pada si anak elang. Jangankan berlatih terbang dengan merentangkan dan mengepakkan sayap. Berdiri di tepi sarang saja ia sangat takut. Kedua saudaranya sudah mulai terbang dalam jarak pendek. Hal pertama yang diajarkan induk dan elang dan elang jantan adalah berusaha agar tidak mendarat keras di dataran.Lama berselang setelah melihat e dua saudaranya berlatih, si elang yang pernah jatuh bertanya pada ibunya:"Adakah jaminan aku tidak akan jatuh lagi?""Selama aku dan ayahmu ada, kamilah jaminanmu!" jawab si induk elang dengan penuh kasih."Tapi aku takut!' ujar si anak"Kami tahu, karenanya kami ta memaksa." Jawab si induk elang lagi."Lalu apa yang harus kulakukan agar aku beraai?" tanya si anak"Untuk berani, kamu harus menghilangkan rasa takut!""Bagaimana caranya?""Percayalah pada kami!" Ujar elang jantan yang tiba-tiba sudah berada di tepi sarang.Si anak diam dan hanya memandang jauh ke tengah lautan. Tiba-tiba si anak elang bertanya lagi."Menurut ibu dan ayah, apakah aku mampu terbang keseberang lautan?"
Dengan tenang si elang jantan berkata: "Anakku kalau kau tak pernah merentangkan dan mengepakkan sayapmu, kami tidak pernah tahu, apakah kamu mampu atau tidak. Karena yang tahu hanya dirimu sendiri!"Lalu si induk elang menambahkan: "Mulailah dari sekarang, karena langkah kecilmu akan menjadi awal perubahan hidupmu. Semua perubahan di mulai dari langkah awal, anakku!"Si anak elang diam tertegun, memandang takjub pada induk elang dan elang jantan. Kini ia sadar, tak ada yang tahu kemampuan dirinya selain dirinya sendiri. Kedua orang tuanya hanya memberikan jaminan mereka ada dan selalu ada, jika si anak memerlukan.Didorong rasa bahagia akan cinta kasih orang tuanya, si elang kecil berjanji akan berlatih dan mencoba. Ketika akhirnya ia menggantikan elang jantan menjadi pemimpin keselamatan para penghuni negeri burung, maka tahulah ia, bahwa kesuksesan yang diraihnya adalah di mulai saat tekad terbangun untuk melangkah. Sukses itu tak pernah ada kalau hanya sebatas tekad. Tapi tekad itu harus diwujudan dengan tindakan nyata walau di mulai dari langkah yang kecil.Mulailah rentangkan dan kepakkan sayap kemampuanmu, maka dunia ada digenggamanmu! (Senyum_ibu, 14 Des 2006)

Kamis, April 24, 2008

Family Day di Pasir Mukti - Bogor


Acara Family Day ini adalah yang pertama kali diadain kantorku. Ini hanya sebagian kecil keluarga Sanken yang ikut. Karena hanya yang mau saja yang ikut. Jadi cuma terkumpul sekitar 80 orang saja. Tapi biar cuma dikit acaranya tetep serru....!!! Ada lomba-lomba, door prize, flying Fox, mancing, lukis caping, macem-macem deh..

Kamis, Maret 06, 2008

Tari Rengong Manis



Ini waktu aku nari di acaranya Parfi. Padahal dah lama banget gak nari. Semenjak nikah dan punya Nasywa jadi jarang latian. Eh... ada yang nawarin PY (istilah pentas buat anak-anak tari). Ya udah deh gabung aja...
Waktu itu sih rada belepotan juga tapi Ok lah buat kite yang dah lama kagak latian.... hehehe...

Nama tariannya Renggong Manis. Tarian yang asalnya dari Betawi ini adalah termasuk tari betawi modern karena tarian ini baru diciptakan sekitar tahun 1998 an.
Tarian ini sangat enerjik dan semangat. Jadi kalo nonton tari ini pasti gak mau kedip. Soalnya musik, pakaian dan gaya tariannya rame banget, namaya juga Betawi....!!!! Gak tempatnya, gak orangnya, tariannya juga rame...!!